Begitu banyak dari cerita-cerita di balik Pandemi Covid-19 ini. Seperti yang selalu dikerjakan oleh Taufiq (BAZNAS), seorang yang telah lama berkecimpung dalam bidang kemanusiaan. Bagi Taufiq, pergi pagi pulang malam, atau bahkan tidak pulang berhari-hari adalah sebuah rutinitas yang harus dijalani. Meninggalkan istri dan anak merupakan sebuah hal yang terlalu sering dijalani, tak terhitung, dan mungkin bahkan sudah tidak dipedulikannya.
Kepedulian akan nilai-nilai kemanusiaan merupakan bahan bakar yang selalu menjadi pembakar paling dahsyat. Semua hal pribadi yang bisa saja dipilihnya, namun hal itu semua diacuhkan demi melayani kepentingan orang banyak. Sebuah pilihan sulit namun membahagiakan. Rela agar orang lain senang dan bahagia, disaat dirinya berkorban untuk kepentingan tersebut. Itulah gambaran kehidupan yang dijalani, penuh dengan liku dan pengorbanan, namun itulah panggilan jiwa yang merasuk ke dalam sanubari paling dalam. Ayah berangkat ya, Assalamu’alaikum….mungkin adalah kata-kata yang telah biasa ia ucapkan untuk mengungkapkan salamnya kepada istri dan anaknya.
Apalagi disaat pandemi Covid-19 sekarang. Risiko terpapar virus -yang terkenal cepat sekali penyebarannya- ini merupakan sebuah hal yang pasti menjadi salah satu kekhawatiran tersendiri untuk seseorang yang memang mengabdikan dirinya untuk melayani sesama. Namun kekuatan untuk berbagi terhadap sesama membuat dirinya tetap berangkat menunaikan tugasnya tersebut. Melayani ummat, mencoba mengurangi beban yang ada, dan berusaha untuk membahagiakan mereka.
Hanya balasan dari Allah SWT yang menjadikan dirinya kuat sampai dengan saat ini. Spirit ruhiyah itulah yang paling kuat menempa tubuh yang sudah tidak muda lagi dan memberikan yang terbaik untuk yang membutuhkan. Tidak peduli penilaian manusia, karena nilai yang paling tinggi menurutnya adalah di hadapan Allah SWT. Menjadi amal soleh dan bermanfaat bagi manusia yang lain.
Tidaklah berlebihan jika hanya satu harapannya, yaitu agar apa yang ia lakukan dapat menjadi inspirasi orang banyak untuk dapat berbuat sesuatu juga untuk orang lain. “Sebaik-baiknya manusia adalah ketika dia dapat bermanfaat untuk orang lain”.