Bencana pandemic COVID-19 di Indonesia tidak hanya memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat tetapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa terdapat empat sektor yang paling tertekan akibat wabah virus corona atau COVID-19 yaitu rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan.
Dampak ini semakin dirasakan oleh masyarakat yang mengandalkan pendapatan harian salah satunya adalah para supir angkutan umum antar kota (angkot). Himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing berdampak pada menurunnya jumlah pengguna transportasi publik termasuk penumpang angkot. Hal ini tentu saja mengakibatkan menurunnya omset harian para supir angkot.
Sebagai upaya meringankan dampak yang dirasakan oleh supir angkot, BAZNAS Tanggap Bencana berinisiatif memberdayakan supir angkot yang terdampak ekonominya akibat pandemi COVID-19 dalam skema Cash for Work. Melalui skema ini BAZNAS Tanggap Bencana memberdayakan supir angkot untuk membantu mendistribusikan bantuan logistik ke sejumlah fasilitas kesehatan di wilayah Jabodetabek. Para supir angkot yang berpartisipasi dalam kegiatan cash for work ini mendapatkan pendapatan tambahan atas jasa distribusi logistik yang mereka lakukan.
Selanjutnya kegiatan ini diharapkan dapat terus berkembang dan menyentuh para pekerja informal lainnya seperti supir bajaj maupun pedagang asongan.